PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat bahwa pertumbuhan penduduk Riau sudah mencapai angka 6, 39 juta jiwa, hasil sensus penduduk (SP) bulan September 2020. Terlihat penambahan jumlah penduduk rata-rata setiap tahun sebanyak 85, 57 ribu.
Menurut Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin, data tersebut berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan BPS pada 2020 lalu.
“Riau dengan luas daratan sebesar 87, 02 ribu kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 73 jiwa per kilometer persegi", jelasnya, Jumat, (22/01/2021).
Selain itu, angka ini meningkat dari hasil sensus penduduk pada 2000 yang mencatat kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 45 jiwa per kilometer persegi dan hasil sensus penduduk 2010 yang mencapai 64 jiwa per kilometer persegi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Gurihnya Dana Bansos
|
“Sebaran penduduk Provinsi Riau masih terkonsentrasi di Kota Pekanbaru. Meskipun luas geografis hanya sebesar 0, 73 persen wilayah Provinsi Riau, namun Kota Pekanbaru dihuni oleh 0, 98 juta jiwa atau 15, 38 persen penduduk Provinsi Riau", ungkapnya.
Dia menambahkan, sebaran penduduk terbesar kedua terdapat di Kabupaten Kampar dengan jumlah penduduk sebanyak 0, 84 juta jiwa (13, 16 persen). Sementara Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Dumai mempunyai sebaran penduduk di bawah 5 persen penduduk Provinsi Riau.
“Hasil SP (Sensus Penduduk 2020) dibandingkan dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 855, 72 ribu jiwa atau rata-rata sebanyak 85, 57 ribu setiap tahun", ungkapnya lagi.
Misparuddin juga menjelaskan, perlambatan LPP pada periode 2010-2020 dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya dikarenakan meningkatnya daya tarik migrasi penduduk ke Provinsi Riau di periode 2000-2010.
“Pada periode ini juga terjadi alih fungsi perkebunan karet menjadi perkebunan sawit yang mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja", jelasnya.
Kemudian, rencana alih operasi blok rokan dari PT. Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2021 juga turut menyumbang perlambatan laju pertumbuhan penduduk.
“Khusus untuk daerah perkotaan, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyaknya lokasi kos-kosan/kontrakan mahasiswa perguruan tinggi yang ditinggalkan penghuni ke daerah asalnya", tutupnya. (AA)