PEKANBARU - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Riau mengundang puluhan orang yang dinilai memiliki keahlian atau keilmuan beragam, diseleksi sebagai pimpinan lembaga untuk mengisi 18 jabatan diantaranya sebagai berikut:
1. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
2. Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP MA’ARIF NU)
3. Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (LAKPESDAM)
4. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU)
5. Lembaga Bahtsul Masaail Nahdlatul Ulama (LBM-NU)
6. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LD-NU)
7. Lembaga Ma’ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)
8. Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)
9. Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)
10. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
11. Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPP-NU)
12. Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah NU (LAZISNU)
13. Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU (LWP-NU)
14. Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU)
15. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI)
16. Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum NU (LPBHNU)
17. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK-NU)
18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU)
Dalam sambutannya, Ketua PWNU Riau KH. Abdul Halim Mahally, mengungkapkan bahwa dirinya ditugasi PBNU di Jakarta untuk menata ulang banyak hal. Misalnya, mengkonsolidasikan Badan Otonom (Banom) di tingkat provinsi seperti Muslimat NU, PMII, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU, GP Ansor-Banser, Fatayat, ISNU, SSNU dan lain-lain serta Lembaga-Lembaga di bawah naungan koordinasi PWNU Riau agar saling komunikasi aktif dan bersinergi di berbagai aspek.
“Saya ditugasi para pimpinan tinggi di PBNU Jakarta untuk konsolidasi masif dan membenahi NU Riau. Sebagai langkah awal usai SK PBNU dikeluarkan pada 12 Desember 2024, maka kami gelar Rakor PWNU Riau dengan jajaran internal pengurus dan NU Kab/Kota se-Riau. Lalu, kami undang para ketua Banom dan Lembaga yang masih aktif. Sekarang, kami seleksi puluhan figur untuk mengisi jabatan di 18 lembaga dibawah NU Riau, ” ujar KH. Mahally saat di wawancari Indonesia Satu di Pekanbaru, Jum'at, (28/12/2024)
Setelah Rapat Konsolidasi dan Koordinasi dengan Banom dan Lembaga pada 24 Desember 2024 lalu, PWNU Riau kembali menggelar pertemuan untuk menseleksi figur-figur yang handal dan kompeten untuk mengisi jabatan para ketua lembaga. Menurut KH. Mahally, para pimpinan lembaga ditunjuk berdasarkan kompetensi dan rekam jejak. Ia menguraikan bahwa Lembaga Bahtsul Massail (LBM) NU, misalnya, adalah salah satu lembaga yang membahas dan memberi masukan tentang isu-isu aktual terkait hukum utamanya hukum agama. Karena itu, diantara kriteria untuk menjadi pimpinan LBM NU adalah menguasai bahasa Arab baik tulisan maupun lisan serta mampu membaca kitab-kitab berbahasa Arab dan memahami isi kitab dengan sempurna.
Calon Ketua LBM NU Provinsi Riau adalah KH. Arif Reza Syah, Lc jebolan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. KH. Arif hadir dari Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Ia rela menempuh 6 jam perjalanan mobil untuk ikut mengabdi di PWNU Provinsi Riau. Semasa di Ponpes Lirboyo, Kediri - Jawa Timur, KH. Arif dikenal piawai dalam membahas masalah-masalah kitab kuning dan hukum. Ia sekelas dengan Dr. KH Reza Ahmad Zahid, putra Syaikh KH Imam Yahya Mahrus Aly Lirboyo. Sama-sama handal bahasa Arab. Begitu pula saat masih di Mesir, ia juga Ketua LBM di NU Istimewa Mesir.
Merintis berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama Riau (UNURI), PWNU Riau menunjuk Dr. Sohiron, M. Pd sebagai Ketua LTNU Provinsi Riau. Beliau alumnus S-3 UIN Sultan Thaha, Jambi dan handal mengurus administrasi. Supervisornya adalah Dr. KH. Kholid Junaidi, M. Pd Pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadiin Sumbersari, Tapung, Kabupaten Kampar yang juga Wakil Rais Syuriah PWNU Riau dan Dr. Nasrol Akmal, M. Ed selaku Dewan Pakar PWNU Riau dalam bidang pendidikan.
Untuk Ketua Lembaga Dakwah (LDNU), PWNU Riau menunjuk KH Muhammad Ikhwan Zuhri, S. Sy, MH. Ia adalah putra Syaikh T. Busyro Pengasuh Ponpes Al-Munawarah Kulim, Kota Pekanbaru yang menjadi sesepuh NU Riau. Kyai Ikhwan Zuhri adalah alumnus Ponpes Salafiyah Sukarejo, Situbondo - Jawa Timur yang didirikan almarhum KH As'ad Syamsul Arifin, salah satu pendiri NU yang juga Pahlawan Nasional.
Untuk Lembaga Falakiyah/Astronomi (LFNU) Provinsi Riau, telah ditunjuk Rizka Aulia Ramlan, SH, MH alumnus UIN Walisongo, Semarang - Jawa Tengah. Perempuan ini handal Ilmu Astronomi dan putri KH Ramlan, salah satu tokoh NU Kabupaten Bengkalis.
Sedangkan untuk Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK-NU), ditunjuk Buya Jasman sebagai pimpinannya yang bekerja dan memiliki Ilmu Pemberdayaan Sosial. Lembaga ini merancang strategi pemberdayaan ekonomi keluarga khususnya keluarga kurang mampu, dan sebagainya, yang para anggotanya adalah mayoritas kaum Ibu.
Ketua PWNU Riau KH. Mahally yang juga Dewan Pendiri merangkap Syuriah NU Istimewa Pakistan (PCINU Pakistan) pada 28 Mei 2005 ini, juga menunjuk Ir. Ismail Ubaidillah Umar untuk menjadi Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian (LPPNU) Provinsi Riau. Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang pertanian dan perkebunan. Adik bungsu Nyai Hj. Aminah Pengasuh Ponpes Nurul Huda Al-Islami Kota Pekanbaru ini diharapkan dapat membuka jaringan luas bagi warga Nahdliyyin yang berminat bisnis pembibitan kelapa sawit, buahan-buahan unggul dan budidaya tanaman mangroove atau kayu bakau.
Pertemuan tadi malam dihadiri formasi lengkap jajaran Syuriah PWNU Riau KH Zainuddin Umnur dan Katib Syuriah Dr. KH. Ghozali Syafii, M. Pd serta Tanfidziyah/Manajerial yaitu Ketua dan Sekretaris PWNU Riau KH Abdul Halim Mahally dan Zulfa Hendri, S. Pd, M. Pd. Jajaran Syuriah PWNU Riau lainnya yang hadir adalah KH. Ahmad Busthomi, MA, Kyai Muhammad Syaifuddin Zuhri Al-Kadiri dan Kyai Masduki Fadly. Sementara jajaran Tanfidziyah yang ikut hadir adalah Wakil Ketua Dr. Syahpawi, M. Sh Ecw dan Datuk Dr. Grieven H Putera serta Bendahara Novri Handoko, S. Kom dan Raden Iswahyudi Jayadiningrat, SE.
Ketua PWNU Riau Kyai Mahally menambahkan bahwa seluruh jajaran pengurus NU Riau dan para ketua serta sekretaris lembaga di bawah naungan PWNU Riau yang telah di-SK kan akan segera mengikuti kegiatan Capacity Building atau Penguatan Kapasitas agar memiliki kesamaan persepsi atau arah perjuangan Nahdlatul Ulama dibawah kepemimpinan para Masyayaikh dan Kyai di PBNU Jakarta. (rel)